Rabu, 21 Maret 2018

“Memahami Tradisi, Budaya, dan Simbol Bangsa Indonesia” “Demi Menjaga Keutuhan NKRI”


Tradisi berasal dari bahasa Latin, traditio yang berarti “diteruskan” merupakan sesuatu yang telah dilakukan sejak lama dan menjadi bagian dari kehidupan suatu kelompok masyarakat, biasanya dari suatu negara, kebudayaan, waktu atau agama yang sama. Hal yang paling mendasar dari tradisi adalah adanya informasi yang diteruskan dari generasi ke generasi baik tertulis maupun (sering kali) lisan, karena tanpa adanya ini, suatu tradisi dapat punah. Menurut Soerjono Soekamto (1990) tradisi adalah kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok masyarakat dengan secara langsung (berulang-ulang).
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang, dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni.
Simbol berasal dari bahasa Yunani Symballo yang artinya melempar bersama-sama, melempar atau meletakkan bersama-sama dalam satu ide atau gagasan objek yang kelihatan, sehingga objek tersebut mewakili gagasan. Simbol dapat mengantarkan seseorang ke dalam gagasan masa depan maupun masa lalu.
Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan negara yang secara de facto maupun de jure menyatakan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945. Dengan disahkannya melalui pembacaan proklamasi oleh presiden pertama Indonesia kala itu yaitu Ir. Soekarno. Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat kaya akan keragaman adat istiadat, agama, suku bangsa, dan budaya yang terbentang dari pulau Sumatera hingga Papua. Menilik dari sejarah bangsa ini, Indonesia merupakan negara yang banyak mendaptkan percampuran budaya atau yang sering disebut dengan akulturasi. Akulturasi ini didapatkan dari negara-negara yang pernah singgah di Indonesia, baik negara yang bertujuan untuk berniaga maupun negara-negara penjajah.
Era 80an hingga 2000 sering disebut dengan era milenial, dimana generasinya pun sering disebut dengan generasi milenial. Generasi milenial merupakan sebuah istilah yang populer menggantikan istilah generasi Y (Generasi cohort atau kelompok Demografi) yang lahir setelah generasi X (umumnya kita sebut sebagai ABG). Interfal usia generasi ini yaitu 15-35 tahun. Generasi milenial ini cenderung memiliki sifat yang mudah bosan dan ingin selalu praktis dalam hal apapun. Contohnya dalam bekerja, generasi ini lebih senang bekerja sambil bermain, tidak dikekang dan ingin enak sendiri. Mereka bersikap seperti itu karena beranggapan bahwa perkembangan teknologi dan informasi saat ini telah berkembang sangat pesat, sehinga beranggapan kenapa harus repot jika bisa dilakukan dengan cara yang efisien.
Dampak dari pemikiran yang serba simple itu adalah salah kaprahnya pemahaman generasi sekarang akan makna tradisi, budaya, dan simbol bangsa Indonesia. Mereka mempelajari hal-hal yang terkait dengan pengetahuan hanya diperoleh dari internet, karena merasa dengan internet bisa dibarengi dengan main game atau bersosial media, beda halnya dengan belajar dengan sumber buku, ketika membaca buku akan sangat susah dipahami jika kita membarengi aktivitas membaca kita dengan pekerjaan lainnya. Membaca internet memang lebih efisien, namun pengetahuan yang diperoleh nilainya sangat kurang. Begitu lah sebaliknya, membaca buku memang ribet namun ilmu yang kita peroleh akan lebih baik dan lebih paham akan suatu hal. Alhasil generasi sekarang sangat dangkal pemikirannya dalam menghadapi suatu hal yang terjadi di masyarakat.

0 komentar:

Posting Komentar